Infolantas / Solo – Sejumlah pengusaha rental mobil belum berminat migrasi ke mobil listrik sebagai kendaraan yang dipakai untuk usaha mereka meski ada subsidi kendaraan listrik.
Pemilik Rental Andalan Jaya Solo, Surawan Hendro, mengatakan kesulitan menemukan pengisian daya mobil listrik jadi penyebab utama. “Walaupun ada subsidi, masalahnya charging station masih belum sebanyak SPBU, kalau dipakai ke luar kota sulit mencari pengisian daya malah mogok,” papar Surawan saat dihubungi Solopos.com, Selasa (7/3/2023). Surawan mengatakan rental mobil miliknya sering dipakai perjalanan jarak jauh. Menurutnya akan sulit jika dalam perjalanan penyewa tidak menemukan pengisian daya mobil listrik atau charging station.
Itu sebabnya dia belum berencana migrasi ke mobil listrik.
Pemilik rental mobil Ixotransport, Titus, mengatakan usahanya juga belum ada niat migrasi ke kendaraan listrik karena memang belum menyiapkan dana untuk hal tersebut.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Solo, Deri Prasetio, mengatakan mekanisme pengisian daya mobil listrik adalah setelah menginstal aplikasi PLN mobile/SPKLU dan mengisi data, aplikasi tersebut dapat digunakan pengendara untuk menemukan lokasi SPKLU terdekat. Saat sudah siap mengisi daya, gun dicolokkan ke mobil, kemudian scan barcode di aplikasi SPKLU yang menunjukkan kondisi daya mobil, lalu klik ‘Start’ agar pengisian dimulai. Pembayaran pengisian daya sudah diintegrasikan lewat teknologi e-wallet bekerja sama dengan LinkAja yang memudahkan masyarakat.
Pantauan Solopos.com, sudah ada beberapa lokasi pengisian daya mobil listrik di Soloraya. PLN menyediakan SPKLU di halte PLN Solo, Purwosari, dan ada dua lagi di rest area Sragen.
SPKLU di halte PLN Solo tersedia beberapa tipe gun dengan satuan daya listrik yang berbeda-beda, mulai dari 22.0 kW sampai 30.0 kW.
Selanjutnya ada Hyundai EV Charging Station yang berlokasi di area parkir Solo Paragon. Pengisian daya mobil listrik ini dikembangkan oleh Hyundai.
Sbr: solopos.com/meski-hemat-bersubsidi